Nuroji: Idris-Imam Kayak Bocah Angon, Bisanya Main Tebak-tebakan

Yang ditanya Idris dan Imam kayak tebak-tebakan bocah angon. Kalo mau debat, substansi pertanyaannya diperjelas dong.

Nuroji: Idris-Imam Kayak Bocah Angon, Bisanya Main Tebak-tebakan
Anggota DPR RI, Ir Nuroji

MONDE--Pelaksanaan debat publik calon Walikota/Wakil Walikota yang telah dihelat KPU Kota Depok di Studi i-News TV, Minggu (22/11), menyisakan berbagai penilaian, salah satunya dari Anggota DPR RI, Ir Nuroji.

Pemilik Rumah Makan Betawi Ngumpul, Tanah Baru, ini menyoroti pertanyaan nyeleneh yang disampaikan calon Walikota nomor urut dua, Mohammad Idris kepada calon Walikota nomor urut satu, Pradi Supriatna.

"Yang ditanya Idris dan Imam kayak tebak-tebakan bocah angon. Kalo mau debat, substansi pertanyaannya diperjelas dong, sebutin aja kepanjangannya, jangan disingkat-singkat. Publik tidak tahu TPB. Kalo SDGs banyak yang ngerti," kata Nuroji kepada wartawan, Senin (23/11/2020).

"Apalagi saat Idris-Imam menyebutkan nama-nama penghargaan dan piala. Cuma mereka berdua yang tahu," katanya lagi.

Seperti diketahui, saat debat Idris melempar pertanyaan apa itu TPB? tanpa disebutkan kepanjangan dari akronim tersebut.

Meski awalnya Pradi mengira Idris mempertanyakan mengenai PDB (Pendapatan Domestik Bruto). Namun dipenjelasan berikutnya Pradi dapat menjawab TPB yang dimaksud Mohammad Idris, yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals/SDGs.

Paslon dari PKS ini lagi-lagi berupaya menjebak lawan debatnya. Setelah Idris, giliran Imam melontarkan pertanyaan 'jebakan betmen' kepada Afifah Alia dengan menyebutkan singkatan yang tak populis ditelinga masyarakat, yaitu mengenai KUA-PPAS dan APE.

Sambil tersenyum Afifah Alia terlihat enggan meladeni pertanyaan Imam mengenai KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara) dan APE (Anugerah Parahita Ekapraya).

Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Kota Depok ini lebih memilih menyoal buruknya kinerja Pemkot Depok di era kepemimpinan kader PKS selama 15 tahun, termasuk saat Depok dipimpin oleh Mohammad Idris.

Nuroji mengaku bangga saat melihat penampilan dan kecerdasan wawasan Pradi dan Afifah di panggung debat i-News TV. Awalnya dia tidak menduga Pradi-Afifah bakalan agresif dan berani 'menyerang' Idris-IBH.

"Mereka kompak dan cerdas. Penampilannya juga bagus, memakai batik bermotif Gong Si Bolong. Mereka pun menguasai materi debat seperti saat moderator bertanya soal infrastruktur, SDM, kesehatan, integrasi antardaerah, perizinan dan hukum, serta cara mengatasi pandemi covid-19 dengan menyampaikan berbagai solusi untuk mengatasinya," ujarnya.

Nuroji pun menilai Pradi secara elegan berhasil mementahkan penjelasan Idris saat menyebutkan seabreg prestasi Pemkot Depok yang diklaimnya sebagai upaya dirinya, seperti raihan Piala Wahana Tata Nugraha pada 2019, sebuah penghargaan sistem tranformasi perkotaan.

Di panggung debat kemarin, dengan nada tegas Pradi memprotes klaim tersebut. Menurut Pradi, yang menjelaskan sistem tranformasi perkotaan Kota Depok di hadapan pejabat Kementerian Perhubungan dan Kepolisian adalah dirinya, bukan Mohammad Idris.

"Mohon maaf pak Idris, karena kita berpartner, saat itu pada saat mendapatkan Wahana Tata Nugraha ya. Karena itu sifatnya ekspos dari 524 kabupaten/kota se-Indonesia dan kebetulan yang ekspos adalah saya di Kementerian Perhubungan bersama dengan kepolisian saat itu. Saya dengan Dinas Perhubungan Depok, kami ekspos perencanaan ini dan hasilnya luar biasa, kami mendapatkan angka 100 tanpa cacat terkait perencanaan ini," ungkap Pradi.(amr/MC)