26 Tahun Kota Depok, Dulu Termarjinalkan Kini Impian untuk Semua?
Kota Depok genap berusia 26 tahun pada 27 April 2025.
- Oleh : Syahrul Amin Nasution, S.Ag.MM.
Ketua Umum FPAKP (Forum Pemerhati & Advokasi Kebijakan Publik)
MONDE - Kota Depok genap berusia 26 tahun pada 27 April 2025. Dalam usia seperempat abad lebih ini, perjalanan Depok patut diapresiasi.
Dahulu dikenal sebagai kota penyangga yang sering terpinggirkan dari perhatian nasional maupun provinsi, Depok kini tumbuh menjadi salah satu pusat urban yang diperhitungkan di Jawa Barat.
Pertanyaannya, apakah Depok hari ini benar-benar telah menjadi kota impian untuk semua warganya?
Pada masa awal pemekaran dari Kabupaten Bogor, Depok menghadapi banyak tantangan. Infrastruktur belum memadai, akses transportasi terbatas, dan pelayanan publik masih jauh dari harapan.
Warga Depok kerap merasa seperti warga pinggiran meski secara geografis sangat dekat dengan pusat ibu kota negara. Ketertinggalan itu membuat Depok lama berada di bayang-bayang kemajuan Jakarta dan kota-kota satelit lainnya.
Namun, dalam dua dekade terakhir, geliat pembangunan di Depok tak bisa disangkal. Pertumbuhan kawasan hunian, pusat pendidikan, serta konektivitas transportasi seperti tol dan kereta rel listrik menjadikan Depok semakin menarik.
Depok bahkan mendapat julukan sebagai “Kota Pelajar” karena kehadiran kampus-kampus ternama, serta menjadi pilihan hunian bagi kelas menengah urban yang bekerja di Jakarta.
Meski demikian, penulis sebagai warga Sawangan Baru sangat merasakan ketimpangan pembangunan.
Kemacetan yang kian parah, banjir yang belum terselesaikan, pengelolaan sampah yang yang amburadul, jalan-jalan rusak dan berlubang, Pasar Rakyat Jabar Sawangan yang kurang dimanfaatkan serta ruang terbuka hijau yang semakin menyusut menjadi pekerjaan rumah serius.
Pemerataan pembangunan belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di pinggiran seperti Sawangan atau Bojongsari.
Pertanyaan “Apakah Depok kini impian untuk semua?” menjadi refleksi penting di ulang tahunnya yang ke-26 ini.
Kota ini memang telah bertransformasi dari yang dulu termarjinalkan menjadi kota yang kompetitif. Namun, keadilan sosial dan akses yang merata terhadap fasilitas publik masih menjadi tuntutan banyak warga.
Impian tentang kota yang nyaman, aman, dan berkelanjutan belum sepenuhnya terwujud.
Ke depan, tantangan bagi Pemerintah Kota Depok adalah mewujudkan visi kota yang inklusif dan ramah bagi semua kalangan. Tak cukup hanya membangun fisik, namun juga membangun kesadaran kolektif bahwa kota ini adalah milik bersama.
Dengan semangat kolaboratif, Depok berpeluang besar tidak hanya menjadi kota impian, tetapi juga rumah yang membanggakan bagi setiap warganya.