KDM dan Cak Ji, Responsif dan Nyata

Kang Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM, Gubernur Jawa Barat dan Armuji atau akrab disapa Cak Ji, Wakil Wali Kota Surabaya, pemimpin Indonesia ke depan.

KDM dan Cak Ji, Responsif dan Nyata
Kang Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM, Mantan Wali Kota Purwakarta dua periode 2008-2018, sekarang Gubernur Jawa Barat.
  • M. NIGARA
    Wartawan Senior

MONDE - Memang masih terlalu jauh untuk bicara soal Pilpres. Bahkan Prabowo, Presiden RI ke-8 saja, baru menjalankan tugasnya 6-7 bulan. Namun tidak salah jika saya mengajak kita semua untuk mencermati sikap pemimpin yang betul-betul dibutuhkan bangsa ini kedepan.

Sejak 17 Agustus 1945 hingga 2025 atau 80 tahun, bangsa ini sudah dipimpin oleh tujuh Presiden. Semua model dan gaya, sudah kita saksikan.

Sedihnya, kekuasaan terlihat jelas telah disalahgunakan. Lawan politik, bagi mereka yamg tidak satu perahu dan kritis, dibungkam lewat jalan kriminalisasi. Dipenjara bahkan tidak sedikit yang terpaksa kehilangan nyawa.

Sementara yang saat ini baru memimpin, Presiden ke-8,  belum bisa kita nilai dengan detail. Meski dalam kurun singkat ini, Prabowo terkesan sangat bergantung pada Jokowi, Presiden ke-7.

Bukan hanya pernyataan, sikap Prabowo yang dulu tegas dan selalu memihak pada orang kecil, saat ini terlihat justru agak menjauh. Selain itu, Prabowo juga seperti mengikuti jejak Jokowi yang beberapa kali pernyataannya saling bertabrakan.

Dalam satu sesi, Prabowo mengatakan akan membatasi import, tak lama Prabowo menyatakan: "Tidak perlu kuota-kuota, bebaskan saja. Siapapun boleh mengimpor!"

Begitu juga, di satu pertemuan Prabowo mengatakan hidupnya untuk rakyat, dan mempunyai cita-cita mengeluarkan rakyat dari kemelaratan.  

Tapi, dalam kesempatan lain Prabowo justru mengundang secara khusus Sembilan Naga, pihak yang di banyak sektor justru sedang berhadap-hadapan dengan rakyat. Salah satu kasusnya yang sudah viral, PSN-PIK-2-Pagar Laut.

Responsif dan Nyata
Dari kisah tujuh Presiden, banyak pelajaran yang wajib kita cermati. Tentu ada plus serta minusnya, namun dari kesemuanya yang paling nyata, keadilan belum berpihak pada rakyat banyak. 

Lalu, meski diawal kepemimoinannya, Jokowi mengatakan tidak akan hutang lagi, eee ternyata hutang negara di era orang Solo ini, menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Posisi utang pemerintah per November 2024 mencapai Rp 8.680,13 triliun. Akibatnya rakyat semakin  jauh dari sejahtra.

Nah, untuk menyikapi itu, meski masih terlalu pagi, rakyat sepertinya membutuhkan pemimpin yang Responsif untuk menanggulangi persoalan rakyat, apa pun persoalannya.

Selain itu, rakyat juga membutuhkan pemimpin yang tidak cuma pandai merangkai kata-kata indah, tapi dia yang mau melakukan Tindakan Nyata.

Saya, ini pasti subyektif melihat ada dua tokoh yang kasat mata mendekati seperti itu.

Armuji atau akrab disapa Cak Ji, Wakil Wali Kota Surabaya, 2021-2024 dan 2025-2030. Saya tidak melihat apa partainya, murni saya hanya melihat aktivitas Armuji.

Tokoh satunya Kang Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM, Mantan Wali Kota Purwakarta dua periode 2008-2018, sekarang Gubernur Jawa Barat. Sekali lagi, saya tidak melihat asal partainya.

Awalnya saya merasa keduanya sebagai pejabat kurang kerjaan. Tapi, lama kelamaan saya justru melihat apa yang dilakukan keduanya sangat efektif dan tepat guna. Bahwa bersamaan dengan itu hasil (sebagai youtuber atau vloger) ada raihan, lain, normal saja.

Bagi saya, kedua tokoh ini memberi jawaban dari harapan masyarakat terkait hadirnya pemerintah di lapangan. Keduanya sangat Responsif dan aksinya amat Nyata. Bahkan keberpihakannya pada kepentingan rakyat, jelas tergambar.

Keduanya bukan typologi pemimpin yang nikmat duduk di belakang meja. Pemimpin yang menunggu laporan sambil menikmati layanan ekstra. Dan, membiarkan laporan, menumpuk semuanya dalam berkas-berkas hingga dipenuhi debu, sampai akhir masa jabatan banyak yang justru jadi tak tersentuh.

KDM dan Cak Ji, sama-sama suka terjun langsung ke lapangan. Hebatnya, mereka gelontorkan semuanya di youtube, medsos, dan sejenisnya.

Keduanya juga tak perduli ketika ada orang yang tak senang, lalu, menyerangnya sambil menyebut pemimpin pansos (Panjat Sosial).

Bahkan saat ini baik KDM maupun Cak Ji, mulai 'diserang' oleh kelompok yang karena sikap Responsif dan Nyatanya telah mengganggu kenyamanan mereka.

Bahkan, tidak sedikit yang terpaksa terhenti setorannya. Ya, apa lagi kalau bukan Ormas dan Preman, dan para oknum aparat bermental ormas yang seperti preman.

Tapi, keduanya tak perduli. Semua tindakannya diposting di youtube dan beberapa jadi viral. Dengan postingan yang tidak diskenariokan itu, maka rakyat banyak menikmatinya.

Sekali lagi, meski awalnya saya menganggap keduanya melakukan pansos, tapi hasilnya nyata untuk kepentingan orang banyak.

Hal itu jauh lebih baik ketimbang ada pejabat yamg seolah-olah memeriksa gorong-gorong, ternyata, sungguhan action. Artinya, bagi KDM dan Cak Ji, tidak ada dusta di depan dan di balik kamera.

Nah, untuk warga Jabar dan Jatim, saya mengajak kita semua untuk menjaga KDM dan Cak Ji dari segala kemungkinan buruk. Sungguh, Indonesia kedepan, membutuhkan dua pemimpin yang lebih mementingkan kerja nyata ketimbang kerja seremonial.

Ngeduk cikur kedah mitutur, nyokél jahé kedah micarék." (Jujur, tidak mengambil hak orang lain, tidak korupsi dan merugikan orang lain, kiranya menjadi bekal untuk menjalani kehidupan yang baik dan bahagia)

Ra usah kakean cangkem, sing penting kui buktine." (Tidak usah banyak cakap, yang penting buktinya)