Naturalisasi Pascal Struijk dari Leeds United Bukti Ambisi PSSI Menaklukkan Piala Dunia
PSSI berencana menaturalisasi gelandang Leeds United Pascal Struijk
MONDE - Rencana naturalisasi pemain masih gencar digalakkan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI), makin banyak nama-nama besar yang diincar.
Dalam upaya melambungkan sepak bola Indonesia ke dunia, PSSI berencana menaturalisasi gelandang Leeds United Pascal Struijk bersama empat pemain keturunan Indonesia lainnya yang tengah bermain di luar negeri.
Proyeksi PSSI itu mendapat sorotan dari media Vietnam. Dikatakan rencana gila naturalisasi itu sebagai ambisi Indonesia untuk menaklukkan dunia.
Pemain yang diincar antara lain Mauro Zijlstra (FC Volendam U21), Miliano Jonathans (FC Utrecht), Dean Xylon Zandbergen (VVV-Venlo), dan Tristan Gooijer (PEC Zwolle).
Khususnya, hanya Pascal Struijk yang berusia 25 tahun, selebihnya berusia antara 20-21 tahun, menunjukkan bahwa PSSI tengah membentuk masa depan jangka panjang sepak bola Indonesia.
Dengan Pascal Struijk yang telah bermain untuk Leeds United selama lebih dari 5 tahun dan memiliki nilai transfer hingga 16 juta euro atau sekitar Rp 264 miliar.
Partisipasinya serta pemain naturalisasi lainnya dapat menjadi batu loncatan penting, membantu tim Indonesia bersaing di babak kualifikasi ketiga Piala Dunia 2026 dan membidik tujuan jangka panjang seperti Olimpiade Los Angeles 2028.
Pelatih kepala Patrick Kluivert memprioritaskan pencarian bakat yang dapat segera berkontribusi.
Sementara Ketua Umum PSSI Erick Thohir mencari arah baru setelah kekalahan Indonesia U23 di play-off interkontinental melawan Guinea U23, yang menyebabkan mereka absen di Olimpiade Paris 2024.
Namun, menjelang dua laga penting melawan China dan Jepang di kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni mendatang, timnas Indonesia tidak akan diperkuat lagi oleh pemain naturalisasi.
Di Asia Tenggara, penyelenggaraan turnamen sering kali tidak sesuai dengan kalender FIFA, sehingga Indonesia kesulitan untuk memanggil pemain naturalisasi yang bermain untuk klub asing.
Namun, seiring bertambahnya jumlah pemain naturalisasi Indonesia, peluang untuk kembali bermain di turnamen Asia Tenggara pun semakin besar.
Artinya, di turnamen Asia Tenggara mendatang, Indonesia bisa jauh lebih kuat dengan pemain naturalisasi, sehingga bisa mengancam lawan-lawan seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
Dalam perkembangan lain, pemain muda berbakat Indonesia, Marselino Ferdinan resmi melakoni debutnya di Divisi Utama Inggris saat Oxford United menahan imbang Swansea 3-3 pada 3 Mei lalu.
Ini menjadi pertanda yang sangat menggembirakan bagi sepak bola tanah air, karena selain bintang-bintang naturalisasi, mereka juga masih memiliki bakat-bakat lokal yang sangat luar biasa.
Dengan pendekatan sistematis dan sumber daya keuangan yang kuat, PSSI telah mempertahankan perkembangan yang kuat dalam sepak bola muda dalam negeri meskipun menghabiskan banyak uang untuk merekrut pemain naturalisasi.
Ini adalah dua arah pengembangan paralel yang dilakukan Indonesia dengan sangat baik, membantu sepak bola mereka berkembang pesat.