Peraih Rekor MURI Antarkan Anaknya ke World Cup

Peraih Rekor MURI Antarkan Anaknya ke World Cup
Naila Novaranti mengantarkan anak kandungnya Antonio Dominic terbang ke Gothia Swedia bersama puluhan anak Indonesia umur 10-12 tanun di kejuaraan sepak bola junior kelas dunia di Swedia bertajuk The World Cup 2022. Foto: ist

MONDE--Pelatih dan penerjun payung internasional dari Indonesia, Naila Novaranti, mengantarkan anak kandungnya bernama Antonio Dominic. Si bontot ini akan terbang ke Gothia Swedia bersama puluhan anak Indonesia umur 10-12 tahun yang telah terseleksi ketat.

"Saya bersyukur dan tak menyangka Anthonio Dominic bisa lolos setelah mengikuti seleksi ketat. Siapa tahu disana bisa jadi juara, semoga lancar," kata Naila Novaranti dalam keterangannya, Sabtu (2/7/2022).

Dijelaskan peraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2020 ini, Antonio Dominic ke Swedia karena lolos seleksi mengikuti kejuaraan sepak bola junior kelas dunia di Swedia bertajuk The World The Cup 2022. 

Anthoni Dominic sebagai Kiper akan bergabung di Timnas U12 setelah diantarkan dari klub La Liga dan lolos seleksi melalui Indonesia Junior Soccer League (IJSL).

Di Swedia, Anthoni bersama timnas akan mengikuti ajang Gothia Cup, sebuah turnamen sepak bola junior terakbar internasional di dunia. Ajang tersebut setiap tahun, sekitar 1700 tim dari 80 negara ambil bagian dan akan memainkan 4500 pertandingan di 110 lapangan. Tahun ini, Indonesia mengirim wakilnya melalui IJSL.

Naila menambahkan, selama ini sibuk dengan karirnya sebagai pelatih dan penerjun payung, namun ia selalu berusaha meluangkan waktunya untuk anak-anaknya. Antonio yang sudah dididik keras oleh suaminya, Chrihs dari Inggris sejak 5 tahun lalu latihan sepak bola. Bahkan Antonio juga di asuh serius oleh pelatih Liga Premiere Inggris secara serius.

"Saya berharap, nantinya akan ada Antonio lainnya yang bisa menembus kejuaraan sepak bola internasional. Dan pertandingan nanti akan menjadi kado bagi saya dan keluarga bahwa ini adalah prestasi Antonio yang membanggakan bagi kami sekeluarga dan Indonesia," harap Naila.

Sementara Direktur Kompetisi IJSL, Dede Supriyadi, mengatakan bahwa Indonesia Junior Soccer League (IJSL) yang membuat Antonio bisa berangkat ke Swedia adah sebuah kompetisi usia dini dari usia 10-12 tahun yang tah berdiri sejak tahun 2012. Tambah Dede, sampai saat ini masih terus berjalan. IJSL juba pernah menggarap liga kompas U15 di Gramedia sebagai pendiri dan penanggung jawab untuk kompetisinya. 

"Kenapa kita buat IJSL, karena kita lihat liga kompas itu semua di fasilitasi kompetisi dan pemain di berangkatkan Gothia Swedia. Saya juga ingin pada saat anak-anak masuk liga kompas dia sudah siap semuanya dan mentalnya, siap kalah, siap menang," ucap Dede.

Dia menambahkan, saat ini sudah masuk 11 tahun berdirinya IJSL. Dan setiap tahun, pemain terbaik IJSL di berangkatkan mengikuti ajang dunia tersebut. Termasuk sejak tahun 2017 lalu, IJSL pernah ikut ke China, dan pada 2018, 2019 ke Hainan Internasional ada 17 negara ikut kompetisi U12 bersama Brazil, Jerman, Australia dan Jepang, dan mendapat rangking 4. Namun ajang tersebut sempat terhenti sejak pandemi Covid-19.

Coach IJSL Kompetisi, Gilang Ramadhan, menambahkan bahwa proses penyeleksian terlilihnya para pemain junior U12 dilibatkan oleh statistik kemudian ada talent coach dari kompetisi IJSL. kata Gilang, awalnya memilih 56 pemain terbaik, kemudian mengikuti test permainan, fisik dan cara etos ketrampilan, dari 56 terseksk jadi 21 setelah itu kepilih hanya terpilih 15 pemain junior yang akan berlaga di pertengahan bulan Juli 2022 di Ghotia Swedia.(ant)