G20 Gagal Capai Konsensus Perang Rusia-Ukraina

G20 Gagal Capai Konsensus Perang Rusia-Ukraina
ilustrasi

MONDE--Para pemimpin keuangan negara anggota G20 gagal meraih konsensus mengenai perang di Ukraina, dan besar kemungkinan pertemuan yang berlangsung di India pada Sabtu (25/2/2023) akan berakhir tanpa adanya komunike bersama, demikian menurut sebuah sumber.

Amerika Serikat dan sekutunya di G7 bersikeras menuntut adanya komunike yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, sementara delegasi Rusia dan China menolak, demikian menurut sumber tersebut.

Rusia yang merupakan anggota G20, menyatakan bahwa aksi mereka di Ukraina merupakan 'operasi militer khusus', dan mengelak untuk disebut sebagai invasi atau perang.

India, tuan rumah sekaligus pemegang keketuaan G20 juga cenderung untuk menghindari kalimat 'perang' dan mencoba bersikap netral dan menolak untuk menyalahkan Rusia atas invasi di Ukraina.

Saat ini India berusaha untuk mencari upaya diplomatik dan meningkatkan pembelian minyak dari Rusia.

Sementara itu Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan, anggota G20 tidak bisa melangkah mundur dari pernyataan bersama yang telah disetujui di Bali, Indonesia pada November lalu, yang mengutuk keras perang di Ukraina.

Tapi diakui bahwa sebagian negara anggota melihat konflik tersebut dengan pandangan yang berbeda.

"Sebagian mempunyai bahasa yang sama dan sebagian dari kita tidak bersedia menandatangani komunike akhir," kata Le Maire.

Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner yang berbicara pada kesempatan berbeda pada pertemuan Jumat, mengatakan bahwa G20 harus tetap pada sikap sebelumnya mengecam Rusia.

"Kita membutuhkan kejelasan bahwa perang ini dimulai oleh (Presiden Rusia Vladimir) Putin," katanya.

Kebuntuan tersebut sudah menjadi hal umum dalam pertemuan G20, sebuah forum yang didirikan lebih dari 20 tahun lalu untuk merespon krisis ekonomi , tapi belakangan berubah menjadi menjadi persaingan tajam antara negara Barat dan negara lain, termasuk China dan Rusia.

Seorang sumber senior di G20 mengatakan bahwa negosiasi soal komunike bukanlah hal yang mudah karena Rusia dan China mementahkan setiap proposal yang diajukan negara Barat.

"India ingin berpegang teguh pada kesepakatan Bali," katanya.

Menurut sumber lain, kecuali jika nanti terjadi kejutan di menit-menit akhir, konsensus tentang komunike bersama sepertinya tidak memungkinkan dan pertemuan kemungkinan akan berakhir dengan pernyataan dari tuan rumah mengenai hasil pertemuan.(reuters)