Halal Bihalal di GPM, Ketua LPM Tanah Baru Ditagih Proyek Musrenbang

Halal Bihalal di GPM, Ketua LPM Tanah Baru Ditagih Proyek Musrenbang
Foto: dok GPM

MONDE--Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Muhammad Ramli, menjadi tamu istimewa di acara Halal Bihalal Warga Perumahan Grand Putra Mandiri (GPM), Minggu (7/5/2023).

Pasalnya, selain baru empat bulan menjabat sebagai ketua LPM, Iyom sapaan akrab Muhammad Ramli, dinilai warga sebagai sosok yang memiliki kemampuan memperjuangkan usulan pembenahan lingkungan GPM melalui program Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), seperti pengaspalan jalan, perbaikan drainase dan tembok pembatas. 

Usai memperkenalkan diri, Iyom memaparkan tugas dan fungsinya sebagai Ketua LPM, salah satunya menyusun pembangunan yang partisipatif atas usulan setiap RT di wilayah Kelurahan Tanah Baru.

Dia meminta warga GPM bersabar apabila belum mendapatkan proyek pembangunan yang didanai APBD Kota Depok, karena prosesnya tidak sederhana, berjenjang dan panjang, hingga digodok di tingkat Kecamatan dan Kota.

Selain itu anggaran Rp2,5 miliar yang dikucurkan oleh Pemkot Depok, yang tersisa untuk pembangunan infrastruktur hanya Rp1 miliar. Itu pun diperebutkan oleh 83 RT dari 13 RW se-Kelurahan Tanah Baru. Dia mengaku terkadang kebingungan dalam menentukan skala prioritasnya untuk diteruskan ke tingkat kecamatan.

Lantaran itu, Iyom menyampaikan saran kepada pengurus RT GPM agar tidak bertumpu meminta 'kue pembangunan' melalui program musrenbang.

"Selain musrenbang, ada saluran dana pembangunan lainnya yaitu ABT (Anggaran Biaya Tambahan) di setiap Dinas di Pemkot Depok, serta Pokir atau dana Aspirasi Dewan," katanya.

"Silahkan pengurus RT GPM mendatangi langsung dinas-dinas atau menemui para anggota DPRD dari partai politik manapun yang dapilnya Beji, Cinere dan Limo," katanya lagi.

Meski begitu, Iyom berjanji akan berupaya memperjuangkan usulan pembenahan lingkungan GPM.

"Saya kan baru empat bulan jadi ketua LPM. InsyaAllah nanti saya kroscek lagi proposal GPM yang sudah disampaikan dua tahun lalu," demikian Iyom.

Warga GPM terlihat sangat antusias mengikuti acara halal bihalal, yang penuh kehangatan dan kekeluargaan.  

Selain Ketua LPM, halal bihalal GPM juga dihadiri Ketua RW 12 Kelurahan Tanah Baru Icang Irawan, Ketua RT 11 Agus Imron, Ketua RT 07 Ibrohim, Ketua RT 06 Minan Sumantri, Sekretaris DKM Al Bayinah Donny Susanto, serta jajaran pengurus dan penasihat RT 11/12.

Menurut Agus Imron, halal bihalal tak hanya menjadi momen saling memaafkan, tetapi juga menguatkan ukhuwah serta terjalinnya keharmonisan antar warga.

Hal senada disampaikan Ketua Panitia Halal Bi Halal 1444 Hijriyah, Ricky Ardi. 

Dia pun secara khusus mengapresiasi kinerja timnya dalam melancarkan pelaksanaan acara tahunan ini. 

"Kegiatan ini sudah kami rencanakan sejak sebulan lalu, dan alhamdulillah berlangsung lancar. Terima kasih juga kepada ibu-ibu PKK GPM," ucap Ricky.

Sementara itu Ketua RW 12, Tanah Baru, Icang Irawan, mengatakan dirinya sangat memahami keberagaman dan kebiasaan masyarakat yang bermukim di perumahan, salah-satunya saat menyambut Hari Raya Idul Fitri.  

Dikatakan Icang, perumahan berskala besar seperti GPM dihuni oleh warga dari berbagai daerah. Suku dan kultur budayanya beragam.

"Menjelang lebaran komplek atau perumahan sepi, termasuk GPM. Penghuninya mudik ke kampung halaman untuk berlebaran dengan orangtua, sanak dan keluarganya. Di acara halal bihalal ini rame lagi. Semua warga kembali dipertemukan, saling memaafkan dan kembali dengan rutinitas kerjanya," ucap Icang.

Melihat banyaknya warga yang hadir di acara halal bihalal, Icang mengaku bangga. "Yang hadir banyak. Itu menandakan warga di GPM harmonis dan kompak," katanya.

Di penghujung acara, pemuka agama setempat, Ustad Derby menyampaikan tausyiah terkait makna ber-halal bihalal.

Menurutnya, halal bihalal adalah tradisi khas umat Islam di Indonesia yang dilaksanakan setelah hari libur Idul Fitri. Meskipun serapannya bahasa Arab, namun tradisi ini hanya ada di Tanah Air, di negara Arab tidak ada halal bihalal.

"Saat saya di Madinah tidak ada halal bihalal. Setelah shalat Idul Fitri langsung bersalaman dan tidur. Di hari selanjutnya tidak ada orang-orang ngumpul bersalaman, seperti acara halal bihalal di Tanah Baru," ungkapnya.

Menurutnya, halal bihalal dimaknai pula sebagai media silaturahmi dan saling memaafkan. Menyambung yang putus agar tersambung kembali.

Dia berharap, seusai menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan, warga GPM akan menjadi pribadi yang sholeh dan juga memiliki kesolehan sosial.

Penasihat RT 11/12, Ustad Untung Carsono, menutup acara dengan  pembacaan doa. Selanjutnya ratusan warga berbaris saling bersalaman, maaf dan memaafkan.(ant)