Loyalis Anies Baswedan Menghilang Ditampar Surat FIFA

Geisz Chalifah paling lantang menentang renovasi Jakarta International Stadium (JIS).

Loyalis Anies Baswedan Menghilang Ditampar Surat FIFA
Geisz Chalifah paling lantang menentang renovasi Jakarta International Stadium (JIS).

MONDE - Loyalis Anies Baswedan bungkam seribu bahasa. Surat FIFA bahkan membuat Geisz Chalifah menghilang.

Geisz Chalifah paling lantang menentang renovasi Jakarta International Stadium (JIS). Menurut mantan komisaris Ancol itu, JIS sudah bersandar internasional. Renovasi stadion itu hanya bermuatan politik.

Kini, pria berkepala plontos itu mendadak hilang. Geisz Chalifah seperti tertelan bumi. Dia tak lagi berselancar di media sosial. Geisz juga tak muncul ketika diundang sebuah talkshow di televisi nasional untuk membahas renovasi JIS yang dikerjakan Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat itu.

"Setelah keluar surat FIFA atas JIS ttg rekomendasi ganti rumput, yang kemarin bersuara kencang dan nuduh mempolitisasi tiarap semua. Kami undang bicara di talkshow dl. dua hari ini semuanya mendadak gk respon atau sibuk," ujar wartawan senior Prabu Revlusi lewat cuitannya di Twitter, Kamis (27/7/2023).

Bukan rahasia Geisz Chalifah sebelumnya menuding perbaikan stadion itu bernuansa politik. Dia mengklaim JIS melebihi standar FIFA. Rumput yang digunakan berkualitas internasional, seperti rumput hybrid yang dipakai di markas klub Jerman, Bayern Munchen yakni Stadion Allianz Arena.

Dia bahkan mengolok-olok Agronom yang juga Chairman Karya Rama Prima, Qamal Mutaqin yang ikut meneliti rumput di JIS sebagai tukang rumput yang tak mengerti hybrid di JIS.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lewat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) langsung mengebut renovasi Jakarta International Stadium (JIS) setelah Federasi sepak bola internasional (FIFA) mengeluarkan rekomendasi.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Iwan Takwin mengatakan, saat ini pihaknya sudah memulai pengerjaan di beberapa bagian setelah melakukan survei pekan lalu. Bagian pertama yang menjadi sasaran renovasi adalah akses keluar masuk.

"Jadi akses-akses ke kawasan itu semua sekarang proses bertahap. Bahkan pintu yang di belakang itu mulai disamakan levelnya. Kami bersama KAI koordinasi karena itu butuh izin. Jadi ada tiga (pintu). Sisi barat, utara, dan selatan," kata Iwan kepada wartawan.

Tak hanya akses keluar masuk stadion, Jakpro dan PUPR juga sedang berkoordinasi untuk membangun jembatan penyeberangan orang (JPO) menuju JIS.

Penambahan akes ini dimaksud agar tidak menimbulkan kesemrawutan lalu lintas di sekitar JIS ketika ada pertandingan. Para penonton yang hendak ke JIS bisa melewati JPO tanpa harus menyeberang dan menggangu pengguna jalan.

"Kalau jembatan penyeberangan itu sebagai fasilitas publik itu PUPR yang mengerjakan. Sekarang kami sudah bersama-sama memastikan kondisi di lapangan, sudah survei minggu kemarin. Kemudian lagi disusun untuk kemudian bisa dieksekusi," jelas Iwan.

Iwan melanjutkan, untuk bongkar pasang rumput di stadion utama diserahkan kepada PUPR. Saat ini pembongkaran rumput lama sudah masuk proses persiapan. Untuk perawatan dan pemeliharan rumput dan semua infrastruktur JIS setelah rampung direnovasi bakal serahkan PT Jakpro.

"Soal rumput kami berkoordinasi dengan PUPR yang sekarang skema yang dilakukan adalah mereka yang menyempurnakan. Kalau pengelolaan masih di Jakpro. Kalau pengerjaannya saat ini posisinya masih di PUPR," tukasnya.

Sebelumnya, Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengaku telah menerima surat dari FIFA terkait renovasi Stadion Internasional Jakarta (JIS) pada 20 Juli 2023. Dia mengungkapkan, FIFA menulis sejumlah catatan untuk proyek perombakan stadion tersebut.

“Beberapa catatan perlu kami tindak lanjuti segera sebelum FIFA melakukan pengecekan yang direncanakan 28 (Juli) sampai 2 Agustus,” kata Erick.

Pemerintah pusat dan daerah sepakat merenovasi JIS sebelum diusulkan untuk melayani Piala Dunia U-17 2023. Beberapa infrastruktur dan fasilitas penunjang stadion diklaim tidak memenuhi standar FIFA seperti lapangan rumput dan gerbang akses.*