UI Periksa Kesehatan 9.000 Lebih Mahasiswa Baru
MONDE--Universitas Indonesia (UI) melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap lebih dari 9.000 mahasiswa baru UI tahun 2023 sebagai bentuk komitmen dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif.
Kepala UPT Klinik Satelit Makara UI, Dr dr Dhanasari Vidiawati, mengatakan pengidentifikasian kondisi kesehatan mahasiswa merupakan bagian dari komitmen UI dalam menyediakan fasilitas tambahan yang dibutuhkan mahasiswa.
"Untuk memastikan layanan pemeriksaan kesehatan yang mudah diakses oleh mahasiswa, UI menyiapkan anggaran sehingga semua fasilitas kesehatan selama pemeriksaan kesehatan dapat diakses secara gratis," katanya di kampus UI Depok, Rabu (26/7/2023).
Kegiatan yang berlangsung pada 24 Juli hingga 4 Agustus ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan mahasiswa baru demi menunjang kelancaran kegiatan belajar-mengajar, sekaligus sebagai langkah awal UI dalam melahirkan lulusan UI yang sehat fisik dan mental.
Pemeriksaan kesehatan mahasiswa ini melibatkan beberapa unit di UI, yaitu Klinik Satelit Makara; Direktorat Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas; Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi; serta Direktorat Kemahasiswaan.
Mahasiswa yang mengikuti pemeriksaan ini akan menjalani beberapa tahap untuk memvalidasi informasi kesehatan mereka.
Dhanasari Vidiawati menjelaskan, tahap-tahap tersebut antara lain pertama, mahasiswa diarahkan untuk mengisi formulir yang berisi riwayat kesehatan pribadi dan riwayat kesehatan keluarga.
Kemudian, mereka diminta untuk mengisi formulir khusus guna mengetahui apakah mereka memiliki masalah kesehatan mental, perilaku terkait masalah kesehatan, atau informasi bahwa mahasiswa terkait memiliki kebutuhan khusus.
Selanjutnya, mahasiswa menjalani pemeriksaan fisik di Klinik Satelit.
Setelah melalui tahapan tersebut, mahasiswa akan menerima hasil pemeriksaan yang terekam langsung di "medical record". Hasil pemeriksaan ini berupa keterangan dari dokter apakah mahasiswa tersebut memerlukan tindakan lebih lanjut atau tidak.
Tindakan lanjut yang dimaksud, kata Dhanasari Vidiawati, adalah pemeriksaan laboratorium darah, rontgen, konsultasi dengan psikolog, atau pemeriksaan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan.*